Sabtu, 30 Juni 2012

Taman Sari Keraton Jogjakarta

"Taman Sari" Taman dan Pemandian Para Raja dan Keluarganya.



Taman Sari Yogyakarta atau Taman Sari Keraton Yogyakarta adalah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Yogyakarta. Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765/9. Awalnya, taman yang mendapat sebutan "The Fragrant Garden" ini memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air. Kebun yang digunakan secara efektif antara 1765-1812 ini pada mulanya membentang dari barat daya kompleks Kedhaton sampai tenggara kompleks Magangan. Namun saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks Kedhaton saja.



Konon, Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati, yang didirikan oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri. Sebagai pimpinan proyek pembangunan Taman Sari ditunjuklah Tumenggung Mangundipuro. Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung Prawirosentiko, besrta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari pungutan pajak. Di tengah pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran Notokusumo, setelah Mangundipuro mengundurkan diri. Walaupun secara resmi sebagai kebun kerajaan, namun bebrapa bangunan yang ada mengindikasikan Taman Sari berfungsi sebagai benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh musuh. Konon salah seorang arsitek kebun kerajaan ini adalah seorang Portugis yang lebih dikenal dengan Demang Tegis.

Gapura Taman



Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah danau buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian selanjutnya adalah bangunan yang berada di sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai tenggara kompleks Magangan.



Bagian Pertama........



     Bagian pertama merupakan bagian utama Taman Sari pada masanya. Pada zamannya, tempat ini merupakan tempat yang paling eksotis. Bagian ini terdiri dari danau buatan yang disebut "Segaran" (harfiah=laut buatan) serta bangunan yang ada di tengahnya, dan bangunan serta taman dan kebun yang berada di sekitar danau buatan tersebut. Di samping untuk memelihara berbagai jenis ikan, danau buatan Segaran juga difungsikan sebagai tempat bersampan Sultan dan keluarga kerajaan. Sekarang danau buatan ini tidak lagi berisi air melainkan telah menjadi pemukiman padat yang dikenal dengan kampung Taman. Bangunan-bangunan yang tersisa dalam kondisi yang sangat memprihatinkan


Pulo Kenongo



       Di tengah-tengah Segaran terdapat sebuah pulau buatan, "Pulo Kenongo", yang ditanami pohon Kenanga (Kananga odorantum, famili Magnoliaceae). Di atas pulau buatan tersebut didirikan sebuah gedung berlantai dua, "Gedhong Kenongo". Gedung terbesar di bagian pertama ini cukup tinggi. Dari anjungan tertingginya orang dapat mengamati kawasan Keraton Yogyakarta dan sekitarnya sampai ke luar benteng baluwarti. Konon Gedhong Kenongo terdiri dari beberapa ruangan dengan fungsi berbeda. Dari jauh gedung ini seperti mengambang di atas air. Oleh karenanya tidak mengherankan jika kemudian Taman Sari dijuluki dengan nama "Istana Air" (Water Castle). Saat ini gedung ini tinggal puing-puingnya saja.


Pulo Cemethi dan Sumur Gumuling



         Di sebelah selatan Pulo Kenongo terdapat sebuah pulau buatan lagi yang disebut dengan "Pulo Cemethi". Bangunan berlantai dua ini juga disebut sebagai "Pulo Panembung". Di tempat inilah konon Sultan bermeditasi. Ada juga yang menyebutnya sebagai "Sumur Gumantung", sebab di sebelah selatannya terdapat sumur yang menggantung di atas permukaan tanah. Untuk sampai ke tempat ini konon dengan adalah melalui terowongan bawah air.




Interior Bangunan Pulo Kenongo,,,,,,




Orang Barat aja udah sampe kesini,,,klo kita belom kesini kan keliwatan namanya........^_^



Bagian Kedua..........



Bagian kedua yang terletak di sebelah selatan danau buatan segaran merupakan bagian yang relatif paling utuh dibandingkan dengan bagian lainnya. Bagian yang tetap terpelihara adalah bangunan sedangkan taman dan kebun di bagian ini tidak tersisa lagi. Sekarang bagian ini merupakan bagian utama yang banyak dikunjungi wisatawan.

Gedhong Gapura Hageng

"Gedhong Gapura Hageng" merupakan pintu gerbang utama taman raja-raja pada zamannya. Kala itu Taman Sari menghadap ke arah barat dan memanjang ke arah timur. Gerbang ini terdapat di bagian paling barat dari situs istana air yang tersisa. Sisi timur dari pintu utama ini masih dapat disaksikan sementara sisi baratnya tertutup oleh pemukiman padat. Gerbang yang mempunyai beberapa ruang dan dua jenjang ini berhiaskan relief burung dan bunga-bungaan yang menunjukkan tahun selesainya pembangunan Taman Sari pada tahun 1691 Jawa (kira-kira tahun 1765 Masehi)





Umbul Pasiraman........

      Umbul Pasiraman" atau ada yang menyebut dengan "Umbul Binangun" (versi lain "Umbul Winangun") merupakan kolam pemandian bagi Sultan, para istri beliau, serta para putri-putri beliau. Kompleks ini dikelilingi oleh tembok yang tinggi. Untuk sampai ke dalam tempat ini disediakan dua buah gerbang, satu di sisi timur dan satunya di sisi barat. Di dalam gerbang ini terdapat jenjang yang menurun. Di kompleks Umbul Pasiraman terdapat tiga buah kolam yang dihiasi dengan mata air yang berbentuk jamur. Di sekeliling kolam terdapat pot bunga raksasa. Selain kolam juga terdapat bangunan di sisi utara dan di tengah sebelah selatan.

       Bangunan di sisi paling utara merupakan tempat istirahat dan berganti pakaian bagi para puteri dan istri (selir). Di sebelah selatannya terdapat sebuah kolam yang disebut dengan nama "Umbul Muncar". Sebuah jalan mirip dermaga menjadi batas antara kolam ini dengan sebuah kolam di selatannya yang disebut dengan "Blumbang Kuras". Di selatan Blumbang Kuras terdapat bangunan dengan menara di bagian tengahnya. Bangunan sayap barat merupakan tempat berganti pakaian dan sayap timur untuk istirahat Sultan. Menara di bagian tengah konon digunakan Sultan untuk melihat istri dan puterinya yang sedang mandi kemudian yang tubuh telanjangnya paling mengesankan sultan akan di panggil ke menara. Di selatan bangunan tersebut terdapat sebuah kolam yang disebut dengan "Umbul Binangun", sebuah kolam pemandian yang dikhususkan untuk Sultan dan Permaisurinya saja. Pada zamannya, selain Sultan, hanyalah para perempuan yang diizinkan untuk masuk ke kompleks ini. Ini di mungkinkan karena semua perempuan (permaisuri, istri ( selir ) dan para putri sultan) yang masuk ke dalam taman sari ini harus lepas baju (telanjang), sehingga selain perempuan di larang keras oleh sultan untuk masuk ke Taman Sari.

Umbul Muncar dan Blumbang Kuras (tempat mandi para putri raja dan Selirnya) 




Dan Umbul Binangun (tempat pemandian Raja dan Permaisurinya)








Gedhong Gapuro Panggung
        Di sebelah timur halaman bersegi delapan tersebut terdapat bangunan yang disebut dengan "Gedhong Gapura Panggung". Bangunan ini memiliki empat buah jenjang, dua di sisi barat dan dua lagi di sisi timur. Dulu di bangunan ini terdapat empat buah patung ular naga namun sekarang hanya tersisa dua buah saja. Gedhong Gapura Panggung ini melambangkan tahun dibangunnya Taman Sari yaitu tahun 1684 Jawa (kira-kira tahun 1758 Masehi). Selain itu di bangunan ini juga terdapat relief ragam hias seperti di Gedhong Gapura Hageng. Sisi timur bangunan ini sekarang menjadi pintu masuk situs Taman Sari.


Bagian Ketiga........



         Bagian ini tidak banyak meninggalkan bekas yang dapat dilihat. Oleh karenanya deskripsi di bagian ini sebagian besar berasal dari rekonstruksi yang ada. Dahulu bagian ini meliputi Kompleks "Pasarean Dalem Ledok Sari" dan Kompleks kolam "Garjitawati" serta beberapa bangunan lain dan taman/kebun. Pasarean Dalem Ledok Sari merupakan sisa dari bagian ini yang tetap terjaga. Pasarean Dalem Ledok Sari konon merupakan tempat peraduan Sultan bersama Pemaisurinya. Versi lain mengatakan sebagai tempat meditasi. Bangunannya berbentuk seperti U. Di tangah bangunan terdapat tempat tidur Sultan yang di bawahnya mengalir aliran air. Sebuah dapur, ruang penjahit, ruang penyimpanan barang, dan dua kolam untuk pelayan begitu pula kebun rempah-rempah, buah-buahan, dan sayur-sayuran diperkirakan berada bagian ini. Di sebelah baratnya dulu terdapat kompleks kolam Garjitawati. Jika hal itu benar maka kompleks ini merupakan sisa pesanggrahan Garjitawati dan kemungkinan besar juga merupakan Umbul Pacethokan yang pernah digunakan oleh Panembahan Senopati.

Bagian Keempat........



        Bagian terakhir ini merupakan bagian Taman Sari yang praktis tidak tersisa lagi kecuali bekas jembatan gantung dan sisa dermaga. Deskripsi di bagian ini hampir seluruhnya merupakan sebuah rekonstruksi dari sketsa serangan pasukan Inggris ke Keraton Yogyakarta pada tahun 1812. Bagian ini terdiri dari sebuah danau buatan beserta bangunan di tengahnya, taman di sekitar danau buatan, kanal besar yang menghubungkan danau buatan ini dengan danau buatan di bagian pertama, serta sebuah kebun. Danau buatan terletak di sebelah tenggara kompleks Magangan sampai timur laut Siti Hinggil Kidul. Di tengahnya terdapat pulau buatan yang konon disebut "Pulo Kinupeng". Di atas pulau tersebut berdiri sebuah bangunan yang konon disebut dengan "Gedhong Gading". Bangunan yang menjulang tinggi ini disebut sebagai menara kota (Cittadel Tower).

         Kanal besar terdapat di sisi barat laut dari danau buatan dan memanjang ke arah barat serta berakhir di sisi tenggara danau buatan di bagian pertama. Di kanal ini terdapat dua penyempitan yang diduga keras merupakan letak jembatan gantung. Salah satu jembatan tersebut berada di jalan yang menghubungkan kompleks Magangan dengan Kamandhungan Kidul. Bekas-bekas dari jembatan ini masih dapat disaksikan, walaupun jembatannya sendiri telah lenyap. Di sebelah barat jembatan gantung terdapat sebuah dermaga. Dermaga ini konon digunakan Sultan sebagai titik awal perjalanannya masuk ke Taman Sari. Konon Sultan masuk ke Taman Sari dengan bersampan. Di sebelah selatan Kanal terdapat kebun. Kebun ini berlokasi di sebelah barat kompleks Kamandhungan Kidul dan Siti Hinggil Kidul. Kini semua tempat itu telah menjadi pemukiman penduduk. Kebunnya telah berubah menjadi kampung Ngadisuryan sedangkan danau buatan berubah menjadi kampung Segaran.



Itulah Sisa-sisa keindahan masa lampau,,,,,

Taman sari keindahannya hanya tinggal legenda.......
Marilah kita jaga peninggalan budaya negeri ini....

Jika bukan kita generasi muda,,,siapa lagi..??!

Kamis, 28 Juni 2012

YOGYAKARTA Day 2

Sosok Sesepuh dan Keanggunan Kinahrejo yang Hilang......



Di hari kedua ini gw memulai penjelajahan dengan menapaktilas kekuatan alam yang sempat membuat geger negeri ini 1,5 tahun yang lalu......yaitu Gunung Merapi............

Sosok Merapi Menurut Nelly Murni Roossadha, dari Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia, dalam makalahnya berjudul Merapi: Gejala Alam, Sistem Tanda, dan Interaksi Sosial, gunung tersebut menduduki posisi penting dalam mitologi Jawa.

Diyakini sebagai pusat kerajaan mahluk halus, sebagai ‘swarga pangrantunan’, tempat di alam baka untuk menunggu giliran para roh yang meninggal dipanggil ke surga.

Gunung Merapi, kata dia, selain merupakan sebuah fenomena alam, yang dapat dijelaskan oleh para ilmuwan vulkanologi, dengan segala perangkat canggihnya, juga merupakan simbol kekuatan magis yang melingkupi Yogyakarta.

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Pantai Parang Kusumo di Laut Selatan, dan juga Gunung Merapi berada dalam satu garis lurus yang dihubungkan oleh Tugu Jogja di tengahnya.

Pengamatan citra satelit memang memperlihatkan lokasi-lokasi tersebut, berikut jalan yang menghubungkannya, hampir terletak segaris dan hanya meleset beberapa derajat.

Keberadaan garis imajiner tersebut dibenarkan oleh mantan Guru Besar Filsafat Universitas Gadjah Mada Profesor Damarjati Supadjar.Tugu menjadi simbol 'manunggaling kawulo gusti' yang juga berarti bersatunya antara raja (golong) dan rakyat (gilig). Simbol ini juga dapat dilihat dari segi mistis yaitu persatuan antara khalik (Sang Pencipta) dan makhluk (ciptaan).


Garis selanjutnya mengarah ke Keraton dan kemudian lurus ke selatan terdapat Panggung Krapyak. Gedhong Panggung, demikian bangunan itu kini disebut, merupakan podium batu bata setinggi 4 meter, lebar 5 meter, dan panjang 6 meter. Tebal dindingnya mencapai 1 meter. Bangunan di sebelah selatan Keraton ini menjadi batas selatan kota tua Yogyakarta. Titik terakhir dari garis imajiner itu adalah Pantai Parang Kusumo, di Laut Selatan dengan mitos Nyi Roro Kidul-nya. Seperti Merapi, pada titik ini juga ada juru kuncinya, yaitu RP Suraksotarwono.


Dua lokasi itu memiliki arti yang sangat penting bagi Keraton yang dibangun berdasarkan pertimbangan keseimbangan dan keharmonisan. Keraton merupakan titik imbang dari api dan air. Api dilambangkan oleh Gunung Merapi, sedangkan air dilambangkan pada titik paling selatan, Pantai Parang Kusumo. Dan keraton berada di titik tengahnya. Keraton dan dua daerah itu merupakan titik keseimbangan antara vertikal dan horizontal.

Keseimbangan horizontal dilambangkan oleh Laut Selatan yang mencerminkan hubungan manusia dengan manusia. Sedangkan Gunung Merapi melambangkan sisi horizontal yang mencerminkan hubungan antara manusia dengan Yang Maha Kuasa.Filosofi garis lurus imajiner dari Merapi hingga Laut Selatan ini sarat kearifan lokal. Damarjati menyarankan pemimpin di negeri ini harus peka terhadap peristiwa letusan Merapi yang menewaskan sang juru kunci.


The Journey....

      Pagi hari Kamis (28 Juni 2012) itu aku langsung menuju ke utara jogja menuji kali urang....kebetulan rumah Fajjar ( Temenku yg berjasa besar didalam penjelajahan kali ini terletak di jalan palagan tentara pelajar atas yg memang sudah berada di KM20 dari puncak merapi......

        Perjalanan yg kutempuh adalah memasuki jalan raya kaliurang,,trussss...sampai ada pertigaan yang kekanan adalah kawasan kaliurang sedangkan lurus adalah kinahrejo dan kali opak....Suasana perjalanan sangat indah..galan yg berkontur luar biasa dan bentangan alam yg indah....



Dan ini om fajjar (baca fajjar,,sohib gw sejak SD),,the tour leader aku disana.....heheheheheh

Dan sampailah dikawasan desa kinahrejo..Ngarai Kali kuning yang menjadi salah satu jalur aliran awan pyroclastic (wedhus gembel/awan panas) masih terlihat sisa2 terjangan awan panas itu....



Jalan Menanjak menuju rumah simbah....




Sampai Juga di depan gerbang..Dusun ini hanya berjarak 4KM dari puncak merapi......dan masuk dalam kawasan rawan bencana ring 1.

Dan bang fajjar gaya naik motor trill sewaan.........(padahal males jalan)..^_^

Ngarai kali adem yang penuh material vulkanik pasca letusan 5 november 2010


Dan setelah sekitar 15 menit jalan yg cukup menguras tenaga sampailah kita di bekas rumahnya mbah marijan..(Kinah Balirejo)..



Dan inilah bekas rumah mbah marijan,,yang di atapi itu adalah tempat dimana ditemukannya jasad mbah marijan ketika evakuasi.....rumah mbah marijan tertutup material Vulkanik sampai setinggi atap..Terpampang di belakangan rumah mbah marijan...salah satu jalur awan pyroclastic kali Adem...yang meluluhlantakkan desa kinahrejo....


Gambar skematik posisi desa kinahrejo.......



Inilah sisa - sisa rumah mbah marijan.......


Saat - Saat Kritis.......

    

Jogja 26 Oktober 2010...........

Gunung Merapi memasuki tahap erupsi. Menurut laporan BPPTKA, letusan terjadi sekitar pukul 17.02 WIB. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan diiringi keluarnya awan panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan ini menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km.

1. Pukul 17.02 mulai terjadi awan panas selama 9 menit.
2. Pukul 17.18 terjadi awan panas selama 4 menit
3. Pukul 17.23 terjadi awan panas selama 5 menit
4. Pukul 17.30 terjadi awan panas selama 2 menit,


Agus Wiyarto, H Tutur Priyanto (relawan PMI) dan  Yuniawan Wahyu Nugroho (wartawan viva news) tiba di dusun kinahrejo untuk memberitahu warga telah terjadi erupsi merapi 7 kilometer kearah barat. Suasana saat itu di dusun kinahrejo tampak adem ayeem karena mereka tidak mengetahui bahwa ancaman fase erupsi merapi telah berlangsung sejak pukul 17.02 WIB.Dengan segala upaya mereka bertiga meyakinkan warga kinahrejo untuk turun mengungsi.... 

5. Pukul 17.37 terjadi awan panas selama 2 menit
6. Pukul 17.42 terjadi awan panas besar selama 33 menit
7. Pukul 18.00 sampai dengan 18.45 terdengar suara gemuruh dari Pos Pengamatan Merapi di Jrakah dan
Selo
8 Pukul 18.10, pukul 18.15, pukul 18.25 terdengan suara dentuman

Pukul 18.15 terdengar suara sirine tanda bahaya berbunyi,saat itu warga sedang menjalankan solat magrib. Mobil Suzuki APV AB 1053 DB, menjadi satu - satunya kendaran yang dipakai untuk mengevakuasi warga kinahrejo yang belum turun gunung.Karena keterbatasan sarana pengangkut maka masih bayak warga yang tidak terangkut.

9. Pukul 18.16 terjadi awan panas selama 5 menit
10 Pukul 18.21 terjadi awan panas besar kedua terjadi kambali selama 33 menit,

kali ini mengarah ke arah kali adem. Pukul 18.40 setelah menurunkan para pengungsi yang berhasil diangkut dibarak pengungsian Umbulharjo,Agus dan Yuniawan naik kembali ke dusun Kinahrejo untuk mengangkut pengusngsi yang belum terangkut (termasuk mbah Maridjan), walau sudah di larang oleh kawan - kawan relawan lain di Barak pengungsian Umbulharjo.
Pukul 18.50 Tutur Priyanto dan Yuniawan gugur bersama terbakarnya mobil APV tersebut di halaman rumah mbah Maridjan Dusun kinahrejo akibat diterjang awan panas.

11. Dari pos Pengamatan Gunung Merapi Selo terlihat nyala api bersama kolom asap membumbung ke
atas setinggi 1,5 km dari puncak Gunung Merapi
13. Luncuran awan panas mengarah ke sektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara
14. Pada tanggal 29 Oktober bangkai mobil dievakuasi ke dusun Pangukreja.
15. Dan pada 5 November kembali untuk ke duakalinya mobil tersebut diterjang awan panas yang juga meluluhlantakkan dusun pangukreja.


Inilah bangakai mobil tersebut.........



Mushalla Al-Amin yang bisa dipakai Mbah Maridjan beribadah......(saat ini)






Setelah Letusan besar 5 November 2010.....



Warung milik milik putra-putri mbah marijan,letaknya pas halaman rumah si mbah,,klo main kesini beli - beli ya disini sekalian membantu pariwisata daerah ini....


Silsilah Juru kunci Merapi.



Kawasan Kali Adem......


Kawasan ini tidak berjauhan dengan desa kinahrejo hanya berkisar 1-2 kilo disebelah barat,,bahakan ngarainya bersebelahan dengan rumah Mbah Marijan.....Ditempat inilah terdapat bungker yang menewaskan 2 mahasiswa UII ditahun 2006....Mereka terperangkap didalam setelah memasuki bangker tersebut ketika aliran awan panas menerjang kawasan tersebut...sayangnya bunker tersebut tidak di rancang sebagai empat perlindungan dari material panas,,bunker tersebut dirancang untuk menghadapi terjangan lahar dingin bukan lahar panas.......

Bendungan Kali Opak.......


Dikawasan ini kita bisa menjelajah untuk mengunjungi site-site bekas tanda erupsi merapi......


Berikut adalah wajah bunker kali adem pasca letusan 2006 yang menewaskan 2 orang mahasiswa UII didalamnya.....





Kawasan pemukiman di kali adem juga tidak luput oleh terjangan awan panas.......disini terdat sebuah rumah yang sudah di tinggal mengungsi oleh sang pemilik rumah,,,disana hanya tertinggal barang-barang dan beberapa hewan ternak dan ketika sang pemilik rumah ingin mengecek keadaan rumahnya setelah letusan besar 5 November maka sang pemilik rumah sudah mendapatkan rumahnya sudah luluhlantak diterjang awan panas...lalu rumah tersebut dijadikan musium dan didalamnya terdapat sebuah jam dinding yang meleleh....dan menjadi saksi bisu tentang waktu kapan aliran awan pyroclastic menghantam daerah tersebut......................


Inilah sisa rumah yang diterjang awan panas itu.....


Bangkai dibawah ini adalah motor matic suzuki spin.......




Seluruh prabotan rumah tangga habis meleleh diterjang aliran pyroclastic sepanas 600-800 derajat celsius itu.......meleleh semua.....



Prabotan yang terbuat dari kaca...seluruhnya "meleot"...



Inilah Jam erupsi tersebut...............



Awan panas menerjang kawasan ini pada tanggal 5 November 2010 pukul 00.05.43 WIB...jarum jam penunjuk angka terpatri kedasar jam.....



Hewan ternak pun habis tak bersisa.......





Itulah bukti keperkasaan sang Merapi yang manunjukan kemaha Dahsyatan sang Penggenggam Alam ini...Allah SWT.....Semoga apa yang terjadi kepada negri kita ini adalah sebuah ujian bukan sebuah azab yang ditimpakan kepada kita semua..........seperti apa yang Allah beritakan kepada kita di dalam Al-Quran.....



Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah (atau wasiat) dengan (wasiat lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik .
( Q.S Al Baqarah 59 )



Sisa -sisa reruntuhan ini dan pribadi sang juru kunci (dibalik semua kontrofersinya) jika kita memandang dengan pandangan seseorang yang ingin belajar maka ada pelajaran berharga yang kita bisa ambil dari seorang mbah maridjan......Sebuah kearifan yang sangat luhur yang saat ini sudah jarang kita temui.....Yaitu komitmen penuh terhadap amanah yang di embannya dari sang pemimpin.......


"Ajining manungsa iku, gumantung ana ing tanggung jawabe marang Kewajibane"
"Kehormatan Seorang Manusia itu, Dinilai Dari Tanggung Jawabnya Terhadap Kewajiban yang ia pikul"
(Pepeling Mbah Maridjan)